Ternyata ia akan lelah
menggantungkan dirinya di langit
Diriku beranggapan bintang
paling menyala,
Nyatanya dia hanya batu
redup yang kelak takkan bisa bersinar tanpa bulan
Tiba ketika sang waktu bertemu ujungnya,
Saat air hujanpun enggan menetes membasahi keringnya
bumi
Aku tetaplah makhluk kecil yang hina,
Berandai menjadi putripun tak layak.
Merintih, sakit dan jiwa ini terkoyak.
Aku,
Diriku dan semua takdirku
Hanya goresan debu hitam
tak bermakna.
Aku, diriku dan semua
takdirku
Kini kutemukan dalam
sebingkai senyuman indah.
Karena nyatanya,
Ada kepingan bahagia yang memapah rapuhnya tangkai jiwa
dalam hidupku.
Kamu,
Dirimu dan semua takdirmu.
Telah mengukir sinar terang,
Walau tak sempurna namun sinar itu tak pernah redup.
Indah dan menenangkan.
Gresik,
July 16th 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar